TTWIN168 - Namaku Darwin (30 thn). Sebenarnya aku sudah mempunyai seorang istri yang cantik dan sudah dikaruniai seorang anak laki-laki yang berumur 2 thn. Tapi hasrat berpetualang dan menikmati hubungan seks yang bervariasi membuatku ingin selalu mencicipi tubuh dari wanita lain.
Aku tidak suka ‘jajan’. Sebab selain takut akan resiko-resiko yang tak diinginkan, aku juga tidak suka hubungan yang didasari ‘jual beli’, tak ada romantisnya. Hubungan seperti itu hanya seperti kalau kita ingin buang air kecil di toilet umum, setelah selesai, tinggal mengeluarkan uang receh, lalu pergi. Belum lagi mengingat resiko penyakit menular seksual yang sekarang bermacam-macam jenisnya.
Aku mempunyai beberapa kisah menarik sehubungan dengan petualanganku untuk mencoba variasi seksual selain dengan istriku. Hampir keseluruhan affair itu aku lakukan dengan wanita-wanita yang kukenal baik melalui chatting di internet ataupun perkenalan tanpa sengaja di kendaraan umum ketika dalam perjalananku menuju ke tempat kerja.
Salah satu cerita yang akan kubagi disini adalah pengalaman pertamaku dengan seorang gadis muda, seorang wanita yang bekerja sebagai seorang karyawati disebuah perusahaan yang bergerak dalam penyediaan tempat pameran, seminar, dan lain-lain.
Petualangan yang akan kuceritakan ini terjadi tidak terlalu lama berselang. Sebagai seorang karyawan sebuah perusahaan asing yang bergerak dibidang konsultasi teknis yang berlokasi di daerah Kelapa Gading, aku berangkat dan pulang dari kantor selalu menggunakan kendaraan umum. Aku biasanya menggunakan bis Patas AC. Aku selalu berusaha untuk memilih tempat duduk yang bersebelahan dengan seorang wanita.
Ini adalah pertimbanganku agar perjalanan yang cukup jauh dari lokasi tempat tinggalku menjadi nyaman. Karena dengan duduk bersebelahan dengan wanita, pertama-tama aku merasa aman karena akan jauh dari rasa was-was terhadap kemungkinan menjadi korban copet. Kedua, aroma para wanita biasanya lebih enak karena memakai minyak wangi di badannya, dan tentu saja akan merupakan penambahan rasa aman selama diperjalanan.
Pada suatu ketika, aku duduk bersebelahan dengan seorang dara cantik.
Aku biasanya membawa majalah untuk dibaca-baca agar dapat mengusir kejenuhan perjalanan. Sebab dengan jarak perjalanan yang cukup jauh, tanpa kegiatan apa apa akan membuat suasana menjadi ngantuk. Ketika aku sedang asyik membaca, gadis cantik disebelah aku kuperhatikan juga ikut melirik bacaan yang sedang kubaca. Aku ketahui dari ekor mataku yang meliriknya memperhatikan bacaan yang kubawa. Kemudian aku mulai berbasa-basi kepadanya.
“Mau ngantor ya mbak?” Tanyaku klise untuk memecahkan kekakuan.
“Iya..” Jawab gadis itu singkat.
“Kantornya dimana mbak?” Tanyaku lagi untuk lebih memperpanjang pembicaraan.
“Di daerah Kemayoran”
Lalu kamipun terlibat obrolan mengenai hal-hal yang ringan. Sebelum aku turun, aku tak lupa meminta nomor teleponnya. Dan meminta izin apakah aku bisa meneleponnya di kantor. Singkat cerita, kamipun selalu berhubungan melalui telepon. Selanjutnya kuketahui kalo dia bernama Vero.
Gadis itu mempunyai ramput yang panjang dan bibir sensual. Tinggi badannya sekitar 167 cm. Kami terkadang janjian untuk pulang bareng, karena rute bis yang kami lalui sama. Suatu saat aku mengajaknya untuk nonton di Atrium, Senen. Sebelum film diputar, kami makan dulu di salah satu fast food resto yang ada disitu. Dari situ dia lalu bercerita tentang masalah pribadinya.
Dia bercerita bahwa dia mempunya affair dengan atasannya yang sudah mempunyai istri di kantor. Aku bertanya kenapa tidak mencari pria yang lebih muda dan masih single. Dia menjawab bahwa dia sudah terlanjur sayang dengan pria ini. Aku bilang dia harus berusaha melepaskan diri dari pria beristri ini. Aku punya cara, tawarku. Lalu kamipun memasuki teater 21, karena film sudah mulai diputar.
Selama film diputar, aku berusaha untuk menciumnya. Tapi dia masih berusaha bertahan. Akhirnya, aku bersabar aja. Lalu ketika film sudah usai, aku mengajaknya untuk mencari tempat ngobrol dan makan lagi, karena perutku belum kenyang dengan makanan ‘fast food’ tadi. Kami menuju ke Hotel Cempaka Sari, dimana disitu kuketahui juga memiliki restoran. Setelah memesan nasi makanan dan minuman. Aku menawari kepada Vero untuk makan dikamar agar lebih nyaman dan bisa sambil ngobrol.
Lalu Entah apa yang terlintas di pikirannya, dia langsung mengiyakan saja ajakanku itu. Lalu aku menuju ke front office dan memesan kamar sambil mengatakan agar makanan yang kami pesan tadi langsung diantar kekamar. Sesampainya dikamar, aku menawarkan agar dia mandi dulu. Dia bilang nanti aja, setelah selesai makan, aku lanmgsung berbaring ditempat tidur. Aku menatap wajah gadis yang memang cantik ini. Lalu aku menarik tangannya untuk bersama berbaring di kasur. Lalu aku mulai memancingnya bercerita lebih jauh lagi tentang affair dirinya dengan atasannya di kantor.
Sambil bercerita aku dekatkan diriku semakin dekat dengan tubuhnya. Kugenggan tangannya lalu kubelai rambutnya. Dia diam tidak bereaksi. Lalu tanganku berpindah membelai pipinya, Pelan-pelan tanganku kuturunkan ke bibirnya, dia juga diam tak bereaksi. Kulihat matanya terpejam. Lalu aku mendekatkan wajahku ke wajahnya. Aku mencium pipinya. Dia agak mengelak kali ini. Aku lalu membaringkan dirinya tepat di bawahku. Dia memejamkan matanya. Aku tau ini adalah sebuah tanda. Lalu kukecup kening, kedua pipinya. Kemudian aku beralih kebibirnya yang sensual itu. Dia hanya diam tidak membalas.
“Jangan ah..” ujarnya.
Aku tidak menghiraukan larangannya. Karena aku tau dia mulai menyukai serangan-seranganku. Aku membelai payudaranya sambil kukecup terus bibirnya. Perlahan, dia mulai mengerang dan membuka mulutnya.
“Ah.. Sshh.. Jangan.. Aku gak bisa kayak gini.. Sshh” Protesnya perlahan tanpa melakukan perlawanan yang berarti.
Aku lalu mulai membuka, kancing bajunya. Namun dia menggenggan tanganku bermaksud melarang aku untuk meneruskan perbuatanku. Aku harus agak sabar memang. Kuturunkan wajahku ke perutnya yang masih dibungkus kemeja warna coklat muda. Ku tatap belahan selangkangannya yang juga masih ditutupi celana yang senada dengan kemejanya. Lalu kecium belahan diantara kedua pahanya. Dia merintih lagi.
“Ahh..”
Aku terus mencium daerah yang paling sensitive tersebut selama beberapa saat. Dia mulai merenggangkan kakinya.
“Buka aja ya celananya, biar agak enakan?” Ujarku untuk meminta izinnya.
“Jangan ah. Begini aja. Nanti keterusan”
“Gak apa apa kok. Gak bakalan sampai keterusan” Jawabku menenangkan hatinya.
Lalu kutarik resleting celananya. Kemudian kuturunkan perlahan celananya. Dia menaikkan pinggulnya membantu. Terlihatlah CD nya yang berwarna cream yang terbuat dari bahan katun halus. Tepat ditengahnya terpampang gundukan indah yang kelihatan mulai basah. Lalu kucium gundukan itu.
“Ahh.. Sshh..” Vero memegang kepalaku.
Sambi terus mengecup dan menjilat gundukan memeknya yang masih tertutupi CD nya, aku membuka celana jeans yang kupakai. Lalu kulempar jeans tersebut tak perduli ia terbang kemana. Lalu aku melepas juga kemejaku. Kulihat Vero menatap diriku yang bugil dan agak kaget melihat kontolku yang sudah menegang dan siap menyerang. Dia terlihat pasrah dan tak perduli lagi apa yang akan kulakukan selanjutnya.
Lalu kuturunkan lagi wajahku ke wajahnya. Aku mengecup bibirnya. Kali ini dia membalas. Bahkan dia melingkarkan tangannya ditubuhku. Aku meregangkan kedua belah kakinya. Kugesek-gesekkan kontolku di diatas memeknya yang masih berbalut CD. Lalu aku memegang kontolku. Aku udah gak tahan. Aku mencari-cari sela diantara CD nya untuk bisa menyentuh memeknya dengan kepala kontolku.
“Jangan dimasukin.. Ahh.. Aku gak bisa.. Sshh..” Kembali dia protes.
Tapi aku tidak perduli. Aku tau dia mulai menyukai permainanku. Setelah kubuka sedikit celah CD nya yang tepat menutupi bibir memeknya, aku menggosok-gosokkan kepala kontolku di bibir memeknya, tentu masih dengan bantuan tanganku. Terasa basah dan berlendir. Lalu aku mencari-cari lubang memek yang merupakan target utamaku. Ketika terasa kepala kontolku sudah tepat berada di depan lubang memeknya yang licin dan basah, aku mendorong pantatku perlahan.
“Ooghhh.. Ssshh.. Jangann.. Ahh..” Dia mengerang ketika kepala kontolku mulai menerobos masuk.
Aku lalu menekan lebih kuat lagi. Dan.. Blssesbb.. Masuklah dengan sukses kontolku kedalam lubang kenikmatan miliknya. Matanya yang indah itu sedikit terbelalak, lalu terpejam kembali
“Ahh.. Sshh.. Oohh..” Dia melingkarkan kedua kakinya ke pinggangku.
Aku terus memompa kedalam memeknya. Aku melakukannya cukup lama. Sekitar 25 menit. Lalu terlihat dia menegang dan merangkulku dengan kencang. Aku tau ini saatnya dia orgasme. Aku juga tidak mau kehilangan moment ini. Aku semakin mempercepat ritme kocokan kontolku menghujam lubang memeknya.
“Ahh.. Jangan dikeluarin didalam.. Ahh.. Oohh.. Yahh..” Bisiknya.
Lalu terasa aliran klimaks mulai mengaliri diriku. Aku merasa kontolku akan memuntahkan sperma. Aku mengocok semakin keras. Lalu aku memeluk dirinya erat-erat berbarengan dengan tarikan kakinya yang semakin memeluk pinggangku dengan kuat. Aku tak berdaya lagi. Dan crett.. Creett.. Creett.. Tumpahlah spermaku menghujani lubang memek sampai ke rahimnya.
“Ooghhh..” Dia mengerang keras.
Aku menatapnya lemas tanpa mengeluarkan kontolku yang masih berada didalam memeknya yang terasa masih memijat-mijat kontolku. Terlihat dia tersenyum, tapi kulihat ada linangan air mata dipipinya.
“Kamu nakal. Tapi kamu sangat lama bercinta daripada pacarku” Katanya.
Sesudah itu kami pun tertidur, hingga jam dua pagi aku terbangun kembali. Aku menatap disekelilingku dan mencoba-coba mengingat apa yang telah terjadi. Kemudian kulihat seorang wanita terbaring disisiku. Vero. Ah, ternyata dia begitu masih menggairahkan, pikirku dalam hati. Aku lalu berpikir untuk menyetubuhinya sekali lagi. Lalu kubuka selangkangannya yang telah dia tutupi dengan celana dalamnya. Kemudian kujilat celah diantara pahanya. Aku lalu mengeluarkan kontolku. Kubuka CD nya pelan-pelan tanpa berusaha membangunkannya. Kuusap bukit berbulu yang indah tersebut tepat ditengah-tengah, terasa begitu basah. Lalu kulumuri batangku dengan lendir memeknya yang beraroma sangat khas.
Aku sudah nggak tahan. Lalu perlahan kuarahkan kepala kontolku yang mengkilat kedepan lubang memeknya yang kubuka dengan bantuan dua jari tanganku. Lalu kudorong perlahan. Keliatan dia menggeliat sebentar. Lalu terdiam kembali. Aku mendorong kontolku lebih dalam, dan karena liang memeknya sudah begitu basah, amblas semua batangku menyeruak daging empuk, hangat dan lembab tersebut. Aku lalu menyodok dan mengocok dengan perlahan. Terdengar dia mendesis, tapi seakan tidak mau membuka matanya. Crekk.. Crekk.. Crekk.. Zlhebb .. Zlheebb. Semakin cepat dan semakin cepat. Dia lalu merintih halus.
“Ooghh.. Sshh.. Sshhhh..”
Aku lalu melihat dia mengejang dan kakinya merapat. Aku tau dia mulai merasakan orgasmenya, ntah dia sadar atau tidak. Aku juga merasa gumpalan-gumpalan naik mengarah ke kepala kontolku siap untuk dimuntahkan. Lalu kutekan dalam-dalam kontolku ketika kurasa semburan pejuhku akan meledak. Crott.. Crott.. Crott.. Crott.. Crott.
“Hegghh.. Ooohhh..” Jeritnya.
Aku tau dia merasakan semburan pejuhku yang panas telah membanjiri lubang memek hingga ke rahimnya. Sampai-sampai ketika kucabut perlahan, terlihat menetes masih dalam kekentalan keluar disela-sela lubang memek hingga menetes ke paha dan lubang anusnya. Ah, betapa nikmatnya, pikirku.
Lalu kami terus terlelap hingga keesokan pagi. Sejak saat itu. Vero tidak mau bertemu lagi denganku.
Dia hanya bilang, dia merasa bersalah telah mengkhianati pacarnya yang telah beristri tersebut. Dan ketika aku meneleponnya sekali-sekali sambil mengingatkan dirinya tentang peristiwa malam tersebut, dia hanya bilang agar jangan terulang kembali dan hanya menjadi rahasia kami berdua saja.
Judi Onlie | Bandar Bola Terpercaya | Sabung Ayam Online | Poker Online | Slot game Online
0 comments:
Post a Comment